NAGEKEO - Mengatasi kesulitan air bersih di wilayah Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, pada tahun 2020 lalu melalui Dinas terkait telah gelontorkan anggaran miliar rupiah. Dana sebesar itu di gunakan untuk mengerjakan tiga buah reservoar yakni terletak di Nggolonio, Desa Tonggurambang dan Desa Aeramo. Selain pembangunan itu, ada juga pemasangan jariangan air bersih di wilayah yang sama. Dan lanjutkan dengan pemasangan sambungan rumah (SR) serta meteran secara gratis.
Terkait hal itu tentunya masyarakat sangat bersyukur karena sumber air sudah dekat. Sehingga warga sudah tidak lagi membeli tengki air yang di jual oleh para pengusaha swata yang ada di kota Mbay.
Akan tetapi berbeda dengan masyarakat Desa Aeramo, sebelumnya mereka bersyukur karena pemerintah telah mendengar keluhan dan memasang jaringan air bersih ke wilayah Aeramo. Sehingga dengan segera di aliri air besih maka warga Aeramo tidak lagi mengecok sakunya untuk membeli air. Karena sudah puluhan tahun warga Aeramo kesulitan air. Untuk mendapatkan air mereka rela antri berjam-jam untuk mendapatkan 10 liter air bersih.
Rupanya dambaan segera mendapatkan air bersih tersebut hanya mimpi di siang bolong. Pasalnya sejak tahun 2020 ada 660 warga telah mendapatkan meteran gratis dan sudah di pasang itu, tak kunjung datang airnya. Yang mereka dapatkan dari itu adalah hanya pajangan meteran di depan rumah. Sehingga untuk menggagah-gagahkan halaman rumah ketika orang melihat meteran air tersebut. "Pa meteran itu sudah lama di pasang. Tapi hingga kini airnya kami belum lihat yang keluar, " ujar Zaima salah satu warga Aeramo yang di temui indonesiasatu.co.id, Kamis (2/9/2021) pagi.
Dalam Waktu Dekat Air Sudah bisa dinikmati Masyarakat
Terkait hal itu Kepala Blud Spam Nagekeo Robertus Rena yang dikonfirmasi indonesiasatu.co.id, di hari yang sama menjelaskan bahwa
Terkait keluhan itu pihaknya akan berusaha dalam waktu dekat sudah bisa di layani air bersih untuk masyarakat desa Aeramo. "Meteran dipasang tahun 2020 sebanyak 660. Air siap dilayani, setelah kami lakukan soaialisasi dengan masyarakat. Sosialisasi akan dilakukan hari Senin. Itupun kita batasi per RT karena keadaan Covid. Selesai sosialisasi dilanjutkan pelayanan. Semua sudah dalam keadaan siap, " ujarnya.
Dijelaskan sumber air yang akan disalurkan bagi masyarakat di wilayah Desa Aeramo diambil dari sumber mata air Lowo Meli.
Hanya saja saat ini, ketika akan dialirkan ke rumah-rumah warga melalui bak reservoar, ada begitu banyak kendala yang ditemukan di lapangan salah satunya persoalan pelebaran jalan yang mengharuskan jaringan pipa transmisi harus dipindahkan. "Sudah dilakukan ujicoba dan sudah bermanfaat pada saat itu. Karena ada pelebaran jalan maka, mau tidak mau, suka atau tidak suka makanya kita harus pindahkan pipa itu. Kita tidak mau besok-besok ada pelebaran jalan pipa-pipa itu ada di bawah badan jalan, karena ketika dia bocor, kita perbaiki harus belah jalan.
Menurut Dia, memperbaiki jaringan pipa transmisi yang sudah dibangun pada tahun-tahun sebelumnya adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah. "Ini pekerjaan jauh lebih sulit dari kita kerja baru. Kadang ada yang jarak 1 sampai 2 meter pipa putus, makanya kita potong, sambung, potong lagi, sambung lagi. Kami kadang jenuh, tapi mau tidak mau harus tetap jalan karena memang begitu proses kerjanya, " ungkapnya.
Dia meminta agar masyarakat sedikit bersabar dan mendukung upaya Pemerintah dalam mengatasi benerapa peraoalan di lapangan agar prosesnya berjalan lancar.
"Prioritas kita memang ke Aeramo karena di sana ada fasilitas publik seperti Rumah sakit yang sangat membutuhkan pasokan air, " katanya.